SISTEM KEARSIPAN
1. Ruang
Arsip Sentralisasi
Asas
Sentralisasi adalah penyelenggaraan/penanganan arsip dilakukan dengan cara di
pusatkan ke satu unit yang khusus menangani tentang arsip. sistem ini memiliki ciri, yang biasanya arsip-arsip disusun secara rapih dan diseragamkan warna map, folder maupun warna sampulnya.
Keuntungan
asas Sentralisasi:
a) Pengawasan
akan lebih efektif dan efisien.
b) Penghematan
dalam biaya, alat maupun sarana lainnya.
Sedangkan
kelemahannya :
a) Jika
dalam waktu bersamaan tiap unit membutuhkan arsip akan kesulitan terpenuhi
dalam waktu cepat.
b) Prosedur
di pusat belum tentu sama dengan yang ada di masing-masing unit.
Berikut ilustrasi Ruang Arsip
Sentralisasi:
Gambar 1
|
Gambar 3
2. Ruang
Arsip Desentralisasi
Tiap-tiap unit atau departemen membedakan sistem data sendiri, atau pelaksanaan perolehan data yang ditempatkan di masing-masing unit dalam suatu organisasi.
Keuntungan
azas desentralisasi sebagai berikut :
a. pengelolaan
arsip dapat dilakukan sesuai kebutuhan unit kerja masing-masing,
b. keperluan
akan arsip mudah dipenuhi karena berada pada unit kerja sendiri,
c. penanganan
arsip lebih mudah dilakukan karena arsipnya sudah dikenal dengan baik.
Kerugian
azas desentralisasi sebagai berikut :
a. penyimpanan
arsip tersebar di berbagai lokasi sehingga dapat menimbulkan duplikasi arsip
yang disimpan,
b. kantor
harus menyediakan peralatan dan perlengkapan arsip di setiap unit kerja sehingga
penghematan sarana sukar dijalankan,
c. penataran
dan latihan kearsipan perlu diadakan karena petugas umumnya bertugas rangkap
dan umumnya belum mempunyai pendidikan kearsipan
d. kegiatan
pemusnahan arsip harus dilakukan di setiap unit kerja dan ini merupakan
pemborosan.
Berikut adalah lemari untuk mengarsip yang khusus untuk staff
laboran psikologi saja (Misalnya)
3.
Ruang Arsip Gabungan/Kombinasi
Azas yang mengkombinasikan antara azas sentralisasi
dan azas desentralisasi. Dalam azas campuran ini tiap-tiap unit satuan kerja
dimungkinkan menyelenggarakan sendiri penyimpanan datanya karena mempunyai
spesifikasi data tersendiri
4. Contoh-Contoh
Arsip Eletronik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah
digital yang terdapat pada arsip berarti hubungan dengan angka-angka untuk
sistem perhitungan tertentu. Sementara itu jika dikaitkan dengan istilah
digitalisasi, artinya proses pemberian atau pemakaian sistem digital.
Artinya berdasarkan arti kata dalam bahasa, digital
atau digitalisasi dalam arsip erat kaitannya antara digital atau digitalisasi
dengan arsip dalam konteks medianya. Di mana penyimpanan suatu data atau arsip
dilakukan dalam bentuk digital, sehingga menjadi arsip digital atau disebut
sebagai arsip digital.
Dengan demikian, yang dimaksud arsip digital adalah
data atau arsip yang dapat disimpan dan ditransmisikan dalam bentuk
terputus-putus, atau dalam bentuk kode-kode biner yang dapat dibuka, dibuat,
atau dihapus dengan alat komputasi yang dapat membaca atau mengolah data dalam
bentuk biner, sehingga arsip dapat digunakan atau dimanfaatkan.
Untuk menyelamatkan fisik dan informasi arsip, ada
beberapa alat yang bisa digunakan, salah satunya alat pemindai (scanner).
Hal tentang penyimpanan arsip digital diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 Pasal 40. Dalam peraturan tersebut,
disebutkan bahwa alih media arsip merupakan salah satu cara atau kegiatan dalam
pemeliharaan arsip dinamis.
Apabila dilihat dari tujuannya, setidaknya ada dua
tujuan yang dilakukan alih media arsip:
a) Untuk
mempercepat layanan akses (aktif dan inaktif)
b) Untuk
pelestarian arsip (statis)
Tujuan dilakukannya alih media arsip pada dasarnya
dilakukan agar arsip dikelola dengan lebih efektif dan efisien.
Contoh Arsip elektronik/digital :
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Sumber :
https://ujiansma.com/asas-sentralisasi-pengolahan-arsip
Komentar
Posting Komentar